Senin, 08 September 2008

Posted on 09.49 by Himpunan Mahasiswa Sosiologi. Unijoyo


Hierarki Tri Fungsi Mahasiswa,Gerakan dan Keilmuan Sosial
Syaiful Arif

Labelitas mahasiswa tentunya berbeda ruang lingkupnya dengan masa-masa kita menjadi pelajar atau siswa di sekolah dasar ataupun lanjutan, baik dari sisi environment-nya ataupun peranan yang harus dilakukan untuk dapat mengembangkan diri secara maksimal dan memberikan kontribusi yang signifikan kepada almamater dan masyarakat umum. Karena pada tingkat dimana status kita menjadi mahasiswa dengan tri fungsi yang dimiliki yaitu, Agent Of Change, Social Control dan Man Of Analysis dituntut untuk dapat menyelaraskan antara kebutuhan pengembangan diri dengan pemberian sumbangsih kepada lembaga dan masyarakat secara umum di hampir semua aspek kehidupan. Middle Class (kaum intelektual), itulah tingkatan mahasiswa dalam sudut pandang masyarakat sehingga dari sanalah kita mempunyai kewajiban moral untuk dapat berperan serta dalam meretas problematika sosial dan mencari problem solving yang solutif dari masalah-masalah yang dihadapi masyarakat.
Mahasiswa yang dikategorikan sebagai lapisan intelektual yang memliki tanggung jawab sosial khas yang menurut Shill memiliki lima fungsi yakni:
1. Mencipta dan menyebar kebudayaan tinggi;
2. Menyediakan bagan-bagan nasional antar bangsa;
3. Membina keberdayaan;
4. Mempengaruhi perubahan sosial;
5. Memainkan peran politik.
Sejarah telah membuktikan hal tersebut, mahasiswa membuktikan wujud gerakan meraka dengan pengorganisasian dan perlawanan yang pada awalnya hanya bermula dari kampus ke kampus, para mahasiswa pada akhirnya mampu membangun harmony dengan rakyat dan menjadikan kampus sebagai benteng kebenaran rakyat yang terakhir. Gerakan mahasiswa pada dasarnya merupakan gerakan moral, yang tidak punya fested politik, ataupun kekuatan yang masif untuk masuk dan merebut tatanan politik yang praksis. Sebagai sebuah gerakan moral, kekuatan mahasiswa hanya mampu menjadi pendobrak tanpa mampu memberikan legitimasi kontrol yang kuat dari sebuah proses politik, bahwa kemudian gerakan mahasiswa itu mampu memberi warna itulah yang kemudian tercatat dalam sejarah. Setelah Soeharto 32 tahun menguasai bangsa ini akhirnya dijatuhkan mahasiswa tahun 1998, inilah bukti eksistensi mahasiswa Indonesia. Mahasiswa harus mampu menjawab impian bangsa ini. Torehan warna untuk bangsa ini terwujud dalam suatu gerakan yang kuat, terstruktur, terkoordinasi, yang mampu membangun harmony rakyat dan pemerintah.
Relevansi fungsi mahasiswa di atas dengan keilmuan sosial sangatlah erat. Adalah seorang Karl Mannheim (1893-1947) yang mula-mula seorang guru besar di Universitas Frankfurt-am-main di Jerman. Kemudian pindah, menetap di Inggris dan menjadi guru besar di Universitas London. Kontribusi Mannheim telah banyak pada pengembangan keilmuan Sosiologi. Yang menarik karena dia mempelopori suatu cabang keilmuan Sosiologi yaitu Sosiologi pengetahuan, sebuah cabang keilmuan yang khusus menelaah hubungan antara masyarakat dengan pengetahuan. Kemudian teorinya yang sangat terkenal adalah mengenai krisis. Akar dari segenap pertentangan yang menimbulkan krisis terletak dalam ketegangan-ketegangan yang timbul dalam semua ldinamika kehidupan, karena azas laissez faire berdampingan dengan azas-azas yang baru dalam kehidupan ekonomi. Perimbangan-perimbangan dalam masyarakat berkembang menurut azas yang baru. Dalam hal ini manusia lah yang harus memberi bentuk kepada perimbangan baru tadi. Namun manusia gagal melakukannya. Inilah yang menyebabkan krisis. Menurut Mannheim, yang sangat perlu adalah diadakannya suatu planning for freedom, yaitu perencanaan yang diawasi secara demokratis dan menjamin kemerdekaan aktivitas-aktivitas individu maupun kelompok manusia dalam memperjuangkan hak-haknya, di dalam maupun di luar rangka perimbangan tersebut di atas. Dalam rangka planning for freedom tersebut, Mannheim merintis pembentukan The International Library of Sociology and Social Reconstruction yang bertujuan untuk menelaah (secara ilmiah) persoalan-persoalan ekonomi-sosial dan perencanaan sosial yang merupakan persoalan penting dewasa ini.
Keterhubungan tesis-tesis di atas merupakan bagian penting dari proses awal dalam memahami rentetan diri dan peranan kita dalam komunitas ataupun masyarakat luas. Semoga keniscayaan itu dapat terjadi.®